Raffi Ahmad Jadi Sorotan Media Singapura Usai Ditunjuk sebagai Wakil Ketua Kadin

Jakarta, mediarilisnusantara.com – Selebriti Indonesia Raffi Ahmad kini tengah menjadi perhatian media Singapura, Channel News Asia (CNA), setelah penunjukannya sebagai Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk periode 2024-2029. Penunjukan tersebut diumumkan dalam sebuah acara di Menara Kadin Jakarta pada 7 Oktober 2024 oleh Ketua Kadin Anindya Bakrie.

CNA menyoroti komentar Raffi setelah penunjukannya, di mana ia berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam menjalankan tugasnya di Kadin. Namun, di balik pencapaian ini, Raffi juga menghadapi serangkaian kontroversi, terutama terkait gelar doktor kehormatan yang baru saja diraihnya dari sebuah lembaga di Bangkok.

https://awsimages.detik.net.id/visual/2023/08/07/raffi-ahmad-mengunggah-sebuah-video-yang-menyatakan-rekor-shopee-live-nya-terkalahkan-dan-dia-yakin-akan-memecahkan-rekor-lagi-1_169.png?w=650

Baca Juga: Kuasa Gelap: Film Eksorsisme Pertama Indonesia Tembus 500 Ribu Penonton dalam Empat Hari



 

“Minggu lalu, Raffi dikecam karena gelar doktor kehormatan yang diterimanya dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) di Thailand, yang diberikan atas kontribusinya di industri hiburan Indonesia,” tulis CNA.

Beberapa netizen mempertanyakan validitas gelar tersebut, berargumen bahwa gelar doktor kehormatan biasanya diberikan kepada individu yang memberikan kontribusi signifikan dalam penelitian akademis. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga menanggapi isu ini dengan menyatakan bahwa mereka tidak mengakui keabsahan ijazah yang dikeluarkan oleh UIPM.

 

Baca Juga: Drama Hukum Berlanjut: Razman Arif Nasution Laporkan Balik Nikita Mirzani






 

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Profesor Abdul Haris, menyebutkan bahwa ijazah Raffi Ahmad tidak sah karena UIPM tidak memiliki izin operasional untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi di Indonesia.

Dengan kontroversi ini, Raffi Ahmad menjadi sorotan publik, sekaligus memicu diskusi tentang keabsahan gelar kehormatan di kalangan tokoh publik.

 

(Efrain)